Jumat, 18 Maret 2011

Keajaiban Desain Alam (Rheobatrachus silus)


Katak yang Dilahirkan di dalam Lambung

Dikutip dari buku karya Harun Yahya
Rheobatrachus silus
Cara berkembang biak yang luar biasa pada jenis katak yang bernama Rheobatrachus silus merupakan contoh lain dari rancangan sempurna dalam ciptaan Allah. Katak betina Rheobatrachus menelan telur-telurnya setelah dibuahi, bukan untuk memakannya, melainkan untuk melindunginya. Berudu yang menetas tetap berada dan tumbuh di dalam lambung selama enam minggu pertama sejak menetas. Bagaimana mungkin mereka dapat tetap berada di dalam perut induknya begitu lama tanpa tercerna?
Suatu sistem yang sempurna telah diciptakan untuk memungkinkan mereka melakukan itu. Pertama, sang induk berpuasa selama enam minggu, yang berarti lambung dikhususkan hanya untuk berudu. Meskipun demikian, bahaya lainnya adalah pelepasan asam hidroklorat dan pepsin secara teratur di dalam lambung. Zat-zat kimia tersebut tentu akan segera membunuh anak-anak katak ini. Sekalipun begitu, hal ini tercegah karena suatu alat yang sangat khusus. Cairan di dalam lambung induk dinetralkan oleh zat seperti hormon prostaglandin E2, yang mula-mula dikeluarkan oleh cangkang telur dan kemudian oleh berudu. Oleh sebab itu, berudu tumbuh dengan sehat, meskipun mereka berenang di kolam asam.
Bagaimana berudu makan di dalam lambung yang kosong? Pemecahannya pun sudah dipikirkan pula. Telur jenis ini begitu besar dibanding telur jenis lainnya, karena telur ini mengandung kuning telur yang sangat kaya akan protein, yang cukup untuk memberi makan berudu selama enam minggu. Waktu kelahiran pun dirancang sesempurna mungkin pula. Kerongkongan katak betina membuka seperti halnya vagina hewan menyusui selama melahirkan. Ketika katak muda muncul, baik kerongkongan maupun lambung katak betina akan kembali normal dan katak betina pun mulai makan kembali.57
Sistem perkembangbiakan Rheobatrachus silus yang ajaib ini dengan tegas telah meruntuhkan teori evolusi, karena sistem ini rumit hingga perincian terkecilnya. Setiap tahap harus terjadi secara utuh agar katak dapat bertahan hidup. Sang induk harus menelan telurnya, dan harus berhenti makan selama 6 minggu. Telur harus melepaskan zat seperti hormon untuk menetralkan keasaman lambung. Tambahan kuning telur tambahan yang kaya kaya protein pada telur merupakan kebutuhan lain. Pembukaan kerongkongan katak betina tidak bisa terjadi secara kebetulan. Jika semua hal tersebut tidak dapat terjadi dengan urutan semestinya, anak-anak katak tidak akan bertahan hidup dan jenis ini akan menghadapi kepunahan.
Oleh karena itu, sistem ini tidak dapat berkembang dengan bertahap sebagaimana yang dikemukakan teori evolusi. Katak paling pertama dari jenis Rheobatrachus silus muncul dengan sistem yang sempurna seutuhnya. Allah telah menciptakan semua makhluk hidup dengan kerumitan yang tak tersederhanakan, melalui ini kekuatan dan pengetahuan-Nya yang tak terbatas ditunjukkan kepada orang yang menelitinya. Penciptaan Allah yang sempurna digambarkan sebagai berikut:

Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling Baik, Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat al-Hasyr: 24)
Baca juga Desain Alam (Sayap Capung) yg mengilhami Hellikopter 

Tas Printing


Dimensi
- panjang 42  cm
- lebar  30 cm
- tebal 10 cm

Deskripsi
- bahan tas utama menggunakan Denier 600 / 300
- bagian depan dari bahan Sintetik/Kulit Imitasi
   yang diprinting dengan Hi Resolosi
- bagian dalam sebagian besar dilapis lagi
  menggunakan bahan pelapis
- pada punggung dan tali disisipkan busa
  polyfoam 6 mm
- asesoris tambahan terdiri dari kain jala,
  karet elastik, resleting dan lain sebagainya
  menggunakan bahan yang berkualitas

Kamis, 17 Maret 2011

Google Chrome 6.0 Terbaru Installer Offline


Google Chrome 6.0 Terbaru Installer Offline 

Setelah rilis terakhir beberapa bulan yang lalu yaitu Google Chrome 5.0, akhirnya Google merilis browser terbaru mereka yaitu Google Chrome 6.0 Stable. Google Chrome versi terbaru ini, tersedia untuk beberapa OS yaitu Windows, Mac dan Linux. Ada beberapa perubahan pada Google Chrome 6.0 ini dibanding versi sebelumnya.
Perubahan tampak pada antarmuka atau user interface (UI) Google Chrome 6 ini. Tepatnya pada addres bar. Tombol Go yang biasany berada di sebelah kanan addres bar, kini sudah tidak ada lagi dan diganti dengan icon bookmarks. Begitu pula dengan address Chrome, kini tidak lagi menampilkan http:// pada alamat website. Bisa Anda lihat pada gambar, alamat blog TasNuaku yang sebenarnya adalah http://tasnuaku.blogspot.com/, pada Google Chrome terbaru ini hanya tampil tasnuaku.blogspot.com




Menurut blog resmi Google Chrome, Google Chrome 6.0 stable ini 3 (tiga) kali lebih cepat dari Google Chrome veris terdahulu. Terutama dalam me-load halaman web yang memakai JavaScript.
Selain itu, terdapat juga perubahan pada menu Google Chrome terbaru ini dengan ditambahkannya beberapa menu baru, seperti Copy, Cut, Paste, Zoom, Save page as dan beberapa menu baru lainnya. Sedangkan beberapa menu lama, seperti Extention, Clear History, serta beberapa menu lainnya dipindah ke dalam satu menu.
 
Untuk mencoba dan mengetahui fitur terbaru dari Google Chrome 6.0 Stable ini, silahkan download Google Chrome 6.0 ini melalui link di akhir artikel. Anda mempunyai 2 pilihan untuk mendownload web browser ini yaitu melakukan download Google Chrome 6.0 Terbaru Offline Installer (19,52 MB) dan menginstallnya secara offline

Selasa, 15 Maret 2011

Sebuah Contoh Kerumitan yang Tak Tersederhanakan: Mata Udang Laut


Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat Al Hasyr : 24)

Banyak jenis mata yang berbeda di dunia tempat kita hidup. Kita sudah terbiasa dengan mata sejenis kamera yang ditemukan pada makhluk hidup bertulang belakang. Bentuk ini bekerja atas dasar pembiasan cahaya yang jatuh ke atas lensa dan dipusatkan pada titik di belakang lensa di bagian dalam mata.
Akan tetapi, mata yang dimiliki oleh makhluk lain bekerja dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh adalah udang laut (jenis lobster). Mata seekor udang laut bekerja atas dasar pemantulan, bukan pembiasan.
Ciri yang paling menonjol pada mata udang laut adalah permukaannya, yang terdiri atas banyak kotak persegi. Sebagaimana yang terlihat pada gambar di halaman berikutnya, kotak-kotak tersebut ditempatkan dengan begitu tepat.
Mata udang laut memperlihatkan bangun ruang yang istimewa yang tidak ditemukan di tempat lain di alam – mata itu memiliki mata-mata majemuk yang amat kecil yang berbentuk persegi dengan sempurna, sehingga “menyerupai kertas gambar yang sempurna.”2
Kotak-kotak persegi yang tersusun rapi itu sebenarnya merupakan ujung dari tabung persegi yang amat kecil yang membentuk suatu bangun menyerupai sarang madu. Sekilas, sarang madu terlihat tersusun atas bentuk segi enam, meskipun bentuk ini sebenarnya adalah sisi depan prisma segi enam. Di dalam mata udang laut, terdapat kotak-kotak persegi di tempat segi enam tersebut.
Lebih mengherankan lagi adalah karena sisi-sisi setiap tabung-tabung persegi ini seakan cermin-cermin yang memantulkan cahaya yang datang. Cahaya pantulan tersebut dipusatkan ke retina secara sempurna. Sisi-sisi tabung di dalam mata tersebut berada pada sudut yang sempurna sehingga semuanya terpusat pada satu titik tunggal.3
Sifat rancangan yang luar biasa dari sistem ini sangat tak terbantahkan. Seluruh tabung persegi yang sempurna ini memiliki suatu lapisan yang kerjanya seperti cermin. Lebih dari itu, tiap-tiap sel tersebut ditempatkan dengan menggunakan aturan bangun ruang yang begitu tepat sehingga seluruhnya memusatkan cahaya pada satu titik tunggal.
Jelaslah sudah bahwa rancangan pada mata udang laut menimbulkan kesulitan besar bagi teori evolusi. Yang terpenting, mata ini membuktikan pandangan kerumitan tak tersederhanakan. Jika salah satu bagiannya (seperti bagian mata majemuk dari mata tersebut, yang berbentuk persegi sempurna, sisi cermin di tiap satuannya, atau lapisan retina di belakangnya) dihilangkan, maka mata tidak akan pernah dapat bekerja. Oleh sebab itu, mustahil beranggapan bahwa mata ini berevolusi setahap-demi setahap. Tidak dapat dibenarkan secara ilmiah jika berpendapat bahwa rancangan yang sempurna seperti ini dapat muncul secara kebetulan. Sangat jelas bahwa mata udang laut diciptakan sebagai sebuah sistem yang menakjubkan.
Kita dapat menemukan lebih lanjut ciri-ciri mata udang laut yang menihilkan penilaian para evolusionis. Suatu kenyataan menarik muncul ketika kita mengamati makhluk-makhluk dengan struktur mata yang serupa. Mata yang memantulkan, yang salah satu contohnya adalah mata udang laut, hanya ditemukan pada sekelompok Crustacea (hewan air bercangkang), dekapoda yang berbadan panjang. Keluarga ini meliputi udang laut lobster, udang laut kecil berperut besar, dan udang laut kecil kurus.
Anggota lain dari kelas Crustacea menunjukkan “bentuk mata jenis pembiasan,” yang bekerja dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan anggota dengan jenis mata pemantulan. Di sini, mata terbentuk atas ratusan sel seperti sarang lebah. Tidak seperti sel-sel persegi pada mata udang laut, sel-sel tersebut berbentuk segi enam atau bulat. Lebih jauh lagi, bukan memantulkan cahaya, lensa-lensa kecil di dalam sel justru membiaskan cahaya ke atas titik pusat pada retina.
Sebagian besar anggota kelas Crustacea memiliki bentuk mata pembiasan. Sebaliknya, hanya satu kelompok dari Crustacea, yakni dekapoda berbadan panjang, yang memiliki mata pemantul. Menurut anggapan para evolusionis, seluruh makhluk dalam kelas Crustacea harus berevolusi dari nenek moyang yang sama. Karena itulah, para evolusionis menyatakan bahwa mata pemantul berevolusi dari suatu mata pembias yang jauh lebih lazim di antara anggota Crustacea dan dengan rancangan yang pada dasarnya lebih sederhana.
Padahal, alasan-alasan semacam itu mustahil, karena kedua bentuk mata ini bekerja secara sempurna di dalam sistemnya masing-masing dan tidak ada ruang untuk tahap “peralihan.” Suatu Crustacea akan menjadi buta dan akhirnya hilang karena seleksi alam jika lensa pembias di dalam matanya menyusut dan digantikan oleh permukaan cermin pemantul.
Oleh sebab itu, pastilah kedua bentuk mata ini telah dirancang dan diciptakan secara terpisah. Terdapat ketepatan bangun ruang yang luar biasa di dalam mata-mata tersebut, sehingga usaha mendukung kemungkinan “kejadian kebetulan” hanyalah lelucon belaka. Sebagaimana pada keajaiban penciptaan lainnya, bentuk mata udang laut merupakan suatu bukti nyata akan kekuasaan tak terbatas Sang Pencipta untuk menciptakan dengan sempurna. Ini tak lain dari perwujudan ilmu Allah, kebijaksanaan, dan keagungan-Nya yang tanpa batas. Kita bisa menyaksikan keajaiban seperti ini, tak peduli apa pun yang kita teliti di dunia penciptaan.